Persija Pusat terancam memainkan partai terakhir paruh musim Liga Super Indonesia 2009/2010 tanpa penonton saat menjami Persela Lamongan, 3 Februari mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
Ancaman laga tanpa penonton ini terkait laga terakhir Macan Kemayoran di Lebak Bulus saat menjamu Persijap Jepara, akhir pekan lalu. Saat itu, ribuan pendukung Persija tumpah ruah di kawasan Lebak Bulus dan sekitarnya. Akibatnya, terjadi kemacetan total di kawasan Pondok Indah, Pondok Pinang, serta Cilandak. Kondisi ini membuat pihak keamanan kemungkinan tidak akan mengeluarkan izin pertandingan dengan penonton.
Larangan bermain tanpa suporter di kandang sudah dua kali dialami Persija pada Januari lalu yakni saat menghadapi Persitara Jakarta Utara dan Bontang FC.
Ketua panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persija Wargo mengatakan pihaknya masih terus melobi Polda Metro Jaya agae laga terakhir ini bisa kembali digelar di SUGBK dan bisa disaksikan pendukung. Wargo bahkan optimistis Persija bisa berlaga di SUGBK dengan disaksikan penonton sekalipun sempat muncul insiden yang tidak perlu pada pertandingan sebelumnya.
"Kekhawatiran menggelar laga tanpa penonton memang sempat muncul. Tapi, sepertinya sekarang sudah tidak ada masalah. Semuanya sedang dipersiapkan. Biasa, izin baru turun sehari jelang pertandingan," tukas Wargo di Jakarta, Senin (1/2).
Hal senada juga diungkap asisten manajer Persija Ferry Indrasjarief. Menurutnya, secara lisan izin keamanan menjamu Persela dengan penonton sebetulnya sudah digenggam. "Namun, eksekusi kepastiannya masih dalam tahap pembicaraan," kata Ferry.
Persija seharusnya bisa mendisiplinkan para suporternya agar ancaman tanpa penonton seperti ini tidak kembali muncul. Apalagi, sebelumnya, Persija sudah dihukum denda Rp20 juta oleh Komisi Disiplin PSSI akibat The Jakmania merusak beberapa sisi SUGBK saat mereka menyaksikan partai kontra Persisam Samarinda pada Minggu (24/1) lalu. Persija bahkan masih menunggu sanksi administratif dari pengelola SUGBK akibat ulah tersebut.
Ancaman laga tanpa penonton ini terkait laga terakhir Macan Kemayoran di Lebak Bulus saat menjamu Persijap Jepara, akhir pekan lalu. Saat itu, ribuan pendukung Persija tumpah ruah di kawasan Lebak Bulus dan sekitarnya. Akibatnya, terjadi kemacetan total di kawasan Pondok Indah, Pondok Pinang, serta Cilandak. Kondisi ini membuat pihak keamanan kemungkinan tidak akan mengeluarkan izin pertandingan dengan penonton.
Larangan bermain tanpa suporter di kandang sudah dua kali dialami Persija pada Januari lalu yakni saat menghadapi Persitara Jakarta Utara dan Bontang FC.
Ketua panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persija Wargo mengatakan pihaknya masih terus melobi Polda Metro Jaya agae laga terakhir ini bisa kembali digelar di SUGBK dan bisa disaksikan pendukung. Wargo bahkan optimistis Persija bisa berlaga di SUGBK dengan disaksikan penonton sekalipun sempat muncul insiden yang tidak perlu pada pertandingan sebelumnya.
"Kekhawatiran menggelar laga tanpa penonton memang sempat muncul. Tapi, sepertinya sekarang sudah tidak ada masalah. Semuanya sedang dipersiapkan. Biasa, izin baru turun sehari jelang pertandingan," tukas Wargo di Jakarta, Senin (1/2).
Hal senada juga diungkap asisten manajer Persija Ferry Indrasjarief. Menurutnya, secara lisan izin keamanan menjamu Persela dengan penonton sebetulnya sudah digenggam. "Namun, eksekusi kepastiannya masih dalam tahap pembicaraan," kata Ferry.
Persija seharusnya bisa mendisiplinkan para suporternya agar ancaman tanpa penonton seperti ini tidak kembali muncul. Apalagi, sebelumnya, Persija sudah dihukum denda Rp20 juta oleh Komisi Disiplin PSSI akibat The Jakmania merusak beberapa sisi SUGBK saat mereka menyaksikan partai kontra Persisam Samarinda pada Minggu (24/1) lalu. Persija bahkan masih menunggu sanksi administratif dari pengelola SUGBK akibat ulah tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar